Manusia dan Nafsu



Rasullullah SAW Bersabda:
“INNA AURAMA YANJURU MIN AKMALIHIS SHALAT PA’IN ZAJAT LAHU NUJIRA FISA IRI AKHMALIHI WAINLAM TAJUD LAHU YANJURU FISAI IN MIN AKHMALIHI BAKDA”
Artinya: Sesungguhnya yang mula-mula dilihat oleh Allah dari amal perbuatan dari anak manusia adalah shalatnya. Apabila shalatnya sempurna maka diterimalah shalatnya itu dengan amal-amal yang lain. Jika shalatnya tidak sempurna maka ditolaklah shalatnya itu dengan amal-amal yang lain. (HR ,Al-Hakim).
“YAKTI ALANNAASI ZAMANU YUSALLUUNA WAYA TUSALLUUN “
Artinya : Akan datang kepada manusia suatu zaman, banyak yang shalat padahal sebenarnya mereka tidak Shalat (HR.Ahmad).
"FAWAILUL LIL MUSALLIN
ALLAZINAHUM AN SHALATIHIM SAHUN"
Artinya : Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat.(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS Al-Maun: 4,5)
"QAD AFLAHA MAN TAJAKKA, WAJA KARAS MARABBIHI FASHALLAH"
Artinya :Sesungguhnya berbahagialah orang-orang yang selalu mensucikan dirinya (jiwanya).
Dan ia ingat nama Tuhannya lalu ia shalat. (AL-A’LQA: 14,15).
MANUSIA
Tatkala manusia dilahirkan ke dunia. Bayi itu menangis dan tangisan tersebut mengandung makna sebagai berikut :
  1. Tangisan pertama manusia itu merasa berat bebannya karena harus menanggung Rahasia Allah (Nyawa/ Roh).
  2. Tangisan kedua manusia merasa gembira karena telah dilahirkan ke dunia dan menjadi mahluk yang termulia.
Bayi yang berumur satu hari membawa kalimah pikun dan ketika Bayi mulai ketawa Ahmad namanya. Kemudian masa genggaman tangan mulai terbuka Muhammad Namanya, sampai akil Baliqh, namanya Muhammad. Dan pada masa akil Baliqh inilah segala perintah Allah wajib baginya.
Manusia atau Insan terdiri dari :
1. Jasmani atau Jasad Kasar
2. Rohani atau Jasad Halus
Jasmani atau Jasad kasar ini dinamakan Muhammad. Sedangkan Rohani atau Jasad Halus dinamakan diri Bhatin atau Roh atau diri Rahasia Allah. Tanpa diri batin atau Roh, manusia itu disebut mayat.
Jadi yang dinamakan manusia itu karena dia menanggung Rahasia Allah (nyawa/Roh).
Karena manusia menanggung Rahasia Allah (diri Bhatin/Nyawa/Roh) maka manusia harus berusaha mengenal dirinya, iaitu diri yang sebenar-benarnya diri dan dengan mengenal dirinya manusia akan mengenal Tuhannya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang punya diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT, yaitu tatkala berpisah antara Roh/Nyawa dengan Jasadnya.
Manusia akan berguna di sisi Allah jika ia dapat menjaga Rahasia Allah (Nyawa/Roh), yaitu diri yang sebenar-benarnya diri. Sehingga sembahyang itu bukan berarti menyembah, tapi suatu istiadat penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita itu hanyalah diri Allah semata.
Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung Rahasia Allah SWT, dan tiada sesuatu pada diri kita hanya Rahasia Allah semata, serta tiada sesuatu yang kita punya kecuali Hak Allah semata.
“INNA ‘ARADNAL AMANATA ‘ALAS SAMAWATI WAL ARDI WAL JIBAL. FA ABAINA ANYAH MIL NAHA WA’ASFAKNA MINHA WAHAMALAHAL INSANU” (Al-Quran Surat AL-AHZAB: 72)
Artinya : “Sesungguhnya kami (Allah) lelah menawarkan suatu amanat kepada langit, Bumi, dan Gunung-gunung, tapi mereka enggan menerimanya (Memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”.
Dan karena Firman Allah inilah kita mengucap (syahadah).
“ASHADU ALLAA ILAA HA ILALLAH, WA ASHADU ANNA MUHAMMAD DARRASULULLAH”.
Artinya: Kita bersaksi dengan diri kita sendiri, bahwa tiada yang nyata pada diri kita hanya Allah SWT. Semata, dan tubuh zahir kita (Muhammad) sebagai tempat menangggung Rahasia Allah.
ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA SYAIDINA MUHAMMAD WA’ALA ALI SYIDINA MUHAMMAD. KAMA SALAITA ‘ALA SYAIDINA IBRAHIM, WA’ALA SYAIDINA IBRAHIM,WABARIK ‘ALA SYAIDINA MUHAMMAD, WA’ALA SYAIDINA MUHAMMAD, KAMA BARAKTA ‘ALA SYAIDINA IBRAHIM, WA’ALA SYAIDINA IBRAHIM. FIL ALAMIN INNAKA HAMIDUN MAJID. (salawat)

Dasar Hukumnya.
WA FII ANFUSIKUM AFA LAA TUBSHIRUUN.
Artinya : “Aku (Allah) ada pada dirimu (Jiwamu) mengapa kamu tidak memperhatikan.(tidak melihat). (AL-QUR’AN Surat AL-ZARIYAT: 21.)
WALIL LAHIL ASMA’UL HUSNA FAD ‘UHU BIHA.
Artinya : “Hanya milik Allah Asma’ul Husna, maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma’ul Husna itu (QS.AL-ARAF: 180).
INNAMA YATAZAK KARU ULUL-ALBAB
Artinya : “ Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran ini.
(QS.AR-RADU: 19).
ALLAZINA YUFUNA BI’AHDILLAHI WALA YAN QUDUNAL MISAQ
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji. (QS.AR-RADU: 20).
NAFSU
Suatu perlakuan naluri manusia yang mendorong manusia berperilaku menyimpang yang bertentangan dengan syariat dan hakekat Allah SWT. Karena nafsu itu merupakan tahap hijab yang harus ditembus atau dipecahkan oleh seorang anak manusia untuk mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya.
Tanpa memecahkan dinding hijab ini manusia tidak mungkin dapat kembali kepada Tuhannya semasa hidupnya di dunia atau mematikan dirinya sebelum mati.
Tujuh (7) martabat nafsu:
NAFSU AMARAH——–dimurkai Allah
NAFSU LAWAHMAH—-dimurkai Allah
NAFSU MULHAMAH—-dimurkai Allah
NAFSU MUTMAINAH—diridhai Allah
NAFSU RADIAH——–diridhai Allah
NAFSU MARDIAH—–diredhai Allah
NAFSU KAMALIAH—-disempurnakan Allah
WALAKAT HALAKNA PAUKA KUM SAB’ATARA-IKA
Artinya : Kami telah menciptakan dirimu tujuh jalan (nafsu). (Q.S. Al-Mu’minun: 17)
Memancarnya suatu nur di dalam Jantung itulah yang dinamakan kalbu. (Iman)
Setelah memecahkan dinding hijab yang disebut Nafsu Amarah
Innan Nadsa la-am maratun bissu-i
Artinya : Sesungguhnya nafsu amarah itu senantiasa menyuruh berbuat jahat.
Semoga bermanfaat.


Artikel Terkait:




Share your views...

0.komentar untuk "Manusia dan Nafsu"

Posting Komentar

 

Categories

Makalah (33) Artikel (24) Khutbah (19) Tuntunan (10) Kisah Teladan (8) luar biasa (1)

visitor

Pengikut

© 2010 Dunia Kampus All Rights Reserved Thesis WordPress Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors.info


Tutup [x]