Manusi dan Tanggung Jawab



MAKALAH
MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Disusun oleh :
Arif Stiawan
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya dibebani tanggung jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekwensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif.
Pada makalah ini akan membahas tentang pentingnya tanggung jawab dan bagaimana kita harus menjadi orang yang bertanggung jawab.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang di sengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.[1]
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban menanggung, memikul, dan menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran atas kewajibannya.
Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Tanggung jawab juga membentuk hubungan tertentu antara pemberi wewenang dan penerima wewenang. Jadi tanggung jawab seimbang dengan wewenang.
Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya.
Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas apa yang menjadi tanggung jawabnya.[2]
Dengan demikian kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu manusia yang bertanggung jawab adalah manisia yang dapat menyatakan diri sendiri bahwa tindakannya itu baik dalam arti menurut norma umum, sebab baik menurut seseorang belum tentu baik menurut pendapat orang lain.
Dengan kata lain, tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
B. Macam-macam Tanggung Jawab
Menurut ruang lingkup dan sasarannya, tanggung jawab dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Tanggung Jawab Terhadap Diri Sendiri
Pada dasarnya manusia adalah mahluk individu yang harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya terhadap diri sendiri dalam mengambangkan kepribadian sebagai manusia prbadi. Dengan demikian, bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan menganai dirinya sendiri, menunrut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral namun manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi manusisa mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, dan angan sendiri. sebagai perwujudan dari pendapat perasaan dan angan masnusia berbuat dan bertindak.
Contoh :
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya.
2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga
Keluarga merupakan Masyarakat kecil, keluarga terdiri dari suami-istri, ayah ibu dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga tapi ketangung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan kehidupan.[3]
Contoh :
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
3. Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat
Pada hakekatnya manusai tidak bisa hidup tanpa bantuan dari manusia lain, sesuai dengan kedudukannya, manusia sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan sebagai anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab yang sama seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Sangat wajar apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertaggung jawabkan kepada masyarakat.[4]
Contoh :
Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat kemaksiatan pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.
4. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa/Negeri
Satu kenyataan lagi, bahwa setiap manusia adalah warga Negara, suatu Negara dalam berpikir, berbuat, bertindak, dan bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semuanya sendiri bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.
Contoh :
Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya. Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.[5]
5. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan. Yang diruangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan memberikan adzab. Sebab dengan mengabaikan perintah perintah Tuhan. Berarti menginggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan terhadap Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya manusia harus berkorban.
Contoh :
Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan.

B.     Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, atau tenaga sebagai perwujudan kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan iklas.
Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja dari pagi sampai sore untuk mencukupi kebutuhan keluarga, itu berarti kita mengabdi kepada keluarga karena tanggung jawab dan kasih sayang kita kepada keluarga.


C. Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya) manusia merasa bertanggung jawab bahwa ia menyadari akibat baik ataupun buruk atas perbuatannya, untuk membangun jiwa yang bertanggung jawab perlu di tempuh memlalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan YME.
Seseorang bertanggung jawab karena ada kesadaran ataupun keinsyafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya tanggung jawab itu karena manusia hidup bermasyarakat dan hidup dalam linkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya sendiri terhadap manusia lainnya dan terhadap alam sekitarnya, manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan, anatara sesama manusia dan lingkungan.
Manusia pada hakikatnya adalah mahluk yamg bertanggung jawab. Disebut demikian karena manusia selain merupakan mahluk individual, dan mahluk sosial, juga merupakan mahluk Tuhan. Manusia mempunyai tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual, ataupun teologis.[6]
Allah telah menciptakan manusia lengkap dengan segala peralatannya, diberi hidup, akal, dan budi pekerti. Semua pemberian itu harus dijaga dan dipelihara, karena hidup, akal dan budi yang diberikan Allah tersebut nantinya akan dimintai pertanggung jawaban.[7] Sesuai dengan firman Allah dalam kitab suci Al-Qur’an Surat At-Takatsur ayat 8
. Artinya: ”kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”.
Manusia adalah hamba Allah. Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti semua perintah Allah, dan tidak boleh membangkang pada-Nya. Setiap perilaku kita harus diridloi-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini memang budak dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita menjadi mempunyai harga diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi mempunyai hati, kita menjadi mempunyai harapan cerah yang akan diberikan atas ketaatan kita.
Dengan kedudukan ini, maka manusia hidup di dunia ini mempunyai dua tugas yang nantinya akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah, yaitu:
1. Beribadah kepada Allah
Beribadah disini adalah dalam arti yang sempit dan dalam arti yang luas. Beribadah dalam arti sempit berarti mengerjakan ibadah rital saja, seperti Shalat, Zakat, Puasa, Haji, dan lain sebagainya. Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadist. Allah berfirman dalam Adz-Dzariyat ayat 56:Artinya:
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."
2. Menjadi kholifah di bumi
Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah ditaklukkan Allah bagi manusia, Hewan, tumbuhan, binatang, bumi dengan segala apa yang terpendam di dalamnya. Allah memberikan gambaran tentang diberikannya tugas khalifah ketika berdialog dengan malaikat, dalam Q.S Al-Baqoroh ayat 30: Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'”
Dari ayat di atas, maka jelaslah bahwa tugas manusia adalah menjadi kholifah di bumi, dan manusia haruslah menjaga, melestarikan, merawat, dan memelihara bumi ini dengan sebaik-baiknya. Selain itu, manusia juga diberi kewenangan untuk memanfaatkan apa yang ada di bumi ini guna memenuhi kebutuhan hidup.
Dalam menjalankn amanah yang di bebankan Allah kepada mausia, manusai tidak boleh berbuat semena-mena, tidak boleh berbuat semaunya sendiri. Maka hendaknya kita berhati-hati, akan amanah yang telah diberikan Allah kepada kita, karena sebenarnya setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya masing-masing di sisi Allah Pedoman Dan Bekal Manusia. Untuk pedoman hidup manusia Allah SWT telah menurunkan Al Qur'an supaya manusia bisa mengemban amanah yang diberikan oleh Allah SWT, disamping itu juga kita juga wajib untuk melaksanakan pedoman hidup dan cara beribadah dan bermuamalah berdasarkan Sunnah Rasullullah SAW, serta ijtihad para ulama dan tabi’in yang berdasarkan pada Al Quran dan Al Hadist. Bekal manusia yang dapat digunakan untuk memahami ayat-ayatNya. Allah menganugerahkan kepada manusia mata, telinga, mulut, tangan, kaki, akal, hati, dan seluruh anugerah yang amat banyak, baik yang lahir maupun yang batin. Dan nantinya mata, telinga, dan hati dan semuanya akan dimintai pertanggung jawaban Allah. Untuk apa selama ini digunakan.
Tanggung jawab juga berlaku di lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara. Semuanya memiliki norma-norma yang harus ditaati, dan setiap orang harus mematuhi norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Jika melanggar norma tersebut, maka mau tidak mau harus bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut baik, baik kepada manusia maupun kepada Tuhan. Jiwa beranggung jawab harus dimiliki tiap individu.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa tanggung jawab sangat diperlukan bagi tiap individu dalam menjalani hidup ini. dalam konteks pergaulan manusia, tanggung jawab adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku.



[1] Drs. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), hlm. 144.
[2] Drs. H. Ahmad Mustofa, IBD, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hlm. 133
[3] Drs. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), hlm. 147.
[4] Ibid, hlm. 147.
[5] Ibid, hlm. 148
[6] Drs. Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991), hlm. 145
[7] Ibid, hlm. 157


Artikel Terkait:




Share your views...

0.komentar untuk "Manusi dan Tanggung Jawab"

Posting Komentar

 

Categories

Makalah (33) Artikel (24) Khutbah (19) Tuntunan (10) Kisah Teladan (8) luar biasa (1)

visitor

Pengikut

© 2010 Dunia Kampus All Rights Reserved Thesis WordPress Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors.info


Tutup [x]