Akal pertama menurut Al-Farobi



By: Arif Stiawan 

Akal Pertama Menurut Alfarobi

Sekilas Mengenai Al-farobi        
Ia adalah Abu Nasr Muhammad al-Farabi lahir di Wasij, suatu desa di Farab (Transoxania) pada tahun 870 M.6 Al-Farabi dalam sumber-sumber Islam lebih akrab dikenal sebagai Abu Nasr.7 Ia berasal dari keturunan Persia. Ayahnya Muhammad Auzlagh adalah seorang Panglima Perang Persia yang kemudiaan menetap di Damsyik8 Ibunya berasal dari Turki. Oleh karena itu ia biasa disebut orang Persia atau orang Turki.
Al-Farabi adalah penerus tradisi intelektual al-Kindi, tapi dengan kompetensi, kreativitas, kebebasan berpikir dan tingkat sofistikasi yang lebih tinggi lagi. Jika al-Kindi dipandang sebagai seorang filosof Muslim dalam arti kata yang sebenarnya, Al-Farabi disepakati sebagai peletak sesungguhnya dasar piramida studi falsafah dalam Islam yang sejak itu terus dibangun dengan tekun. Ia terkenal dengan sebutan Guru Kedua dan otoritas terbesar setelah panutannya Aristoteles. Ia termasyhur karena telah memperkenalkan dokrin “Harmonisasi pendapat Plato dan Aristoteles”. Ia mempunyai kapasitas ilmu logika yang memadai. Di kalangan pemikir Latin ia dikenal sebagai Abu Nashr atau Abunaser.

Pemikiran Alfarobi Tentang Akal Pertama
Tema pokok filsafat yang dibahas oleh al farabi telah dibahas oleh aliran Neo Platonisme yang menggunakan kata-kata simbolis (kiasan), sehingga tidak bisa di didapatkan hakikat yang sebenarnya. Akan tetapi Al Farabi telah dapat menguraikan emanasi secara ilmiah yang dia ungkapkan didalam metafisika yaitu tentang proses penciptaan alam semesta. Dengan filsafat emanasi al-Farabi mencoba menjelaskan bagaimana yang banyak bisa timbul dari Yang Esa. Tuhan bersifat Maha Esa, tidak berubah, jauh dari materi, Maha Sempurna dan tidak berhajat pada apapun. Kalau demikian hakikat sifat Tuhan bagaimana terjadinya alam materi yang banyak ini dari yang Maha Satu. Emanasi seperti yang disinggung di atas merupakan solusinya bagi al-Farabi. Proses emanasi itu adalah sebagai berikut. Menurut Al-Farabi, alam dijadikan Tuhan secara pancaran dari sesuatu atau bahan yang sudah ada menjadi ada yang baru, yang terpancar dari satu sumber secara emanasi tuhan sebagai akal berpikir tentang dirinya, tuhan merupakan wujud pertama dan dengan pemikiran itu timbul wujud kedua yang juga mempunyai substansi ia disebut akal pertama yang tidak bersifat materi. Wujud kedua ini berfikir tentang wujud pertama dan dirinya sendiri, dari pemikiran itu timbul wujud ketiga yaitu akal ke kedua. Wujud kedua ini berpikir tentang wujud pertama sehingga timbul wujud keempat yaitu bintang-bintang, dan seterusnya sampai akal ke sepuluh wujud ke sebelas yaitu alam semesta beserta roh-roh dan akal pertama.
Dapat digambarkan sebagai Berikut:
Tuhan------------------àTuhan= Wujud I/ Akal Pertama--àNur Muhammad

Wujud I/ Akal I-----àTuhan=Wujud II/ Akal kedua----àlangit pertama.

Wujud II/Akal II ---à Tuhan = Wujud III/Akal Ketiga--àdirinya = Bintang

Wujud III/Akal III-- àTuhan = Wujud IV/Akal Keempat-àdirinya=Saturnus

Wujud IV/Akal IV ---à Tuhan =Wujud V/Akal Kelima--àdirinya=Jupiter

Wujud V/Akal V ----àTuhan=Wujud VI/Akal Keenam-àdirinya=Mars

Wujud VI/AkalVI --àTuhan=Wujud VII/Akal Ketujuh-à dirinya=Matahari

Wujud VII/Akal VII àTuhan=Wujud VIII/Akal Kedelapanàdirinya=Venus

Wujud VIII/AkalVIII --àTuhan=Wujud IX/Akal Kesembilaàirinya=Mercuryus

Wujud IX/Akal IX ----àTuhan=Wujud X/Akal Kesepuluhàdirinya=Bulan


Artikel Terkait:




Share your views...

0.komentar untuk "Akal pertama menurut Al-Farobi"

Posting Komentar

 

Categories

Makalah (33) Artikel (24) Khutbah (19) Tuntunan (10) Kisah Teladan (8) luar biasa (1)

visitor

Pengikut

© 2010 Dunia Kampus All Rights Reserved Thesis WordPress Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors.info


Tutup [x]