Kerajaan Turki Usmani



Kerajaan Turki Usmani
 
Setelah Khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara ongol,kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu,
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama berdiri juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya. Untuk mengetahui labih jelasnya maka dalam makalah ini akan kami terangkan lebih lanjut mengenai Turki Usmani.
 



A. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani
Nama kerajaan Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah (Hamka,1975:205). Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah (Bosworth,1990:163).
Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil (Hasan, 1989:324-325). Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan
memilih kota Syukud sebagai ibukota (Yatim, 2003:130).
Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut Usman I. Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas.
Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat kerajaan. Usman mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia raja yang besar dan dia menawar agar raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jaziah dan perang. Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam ada juga yang mau membayar Jizyah. Mereka yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka meminta bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar, sehingga mereka dapat ditaklukkan.
Usman mempertahankan kekuasaan nenek moyang dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap tegak dan kokoh sehingga kemudian dilanjutkan dengan putera dan saudara-saudaranya yang gagah berani meneruskan perjuangan sang ayah dan demi kokohnya kekuasaan nenek moyangnya.
 
B. Perkembangan Turki Usmani
Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja besar keluarga Usman), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.
Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani,ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru. Mrerasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu K RISTEN Eropa tersebut.
 
Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal pada tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasardasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).
Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur.
Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena dibawah pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir, Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah dan laut Hitam (Ambari, 1993:211).
Usmani yang berhasil menaklukkan Mesir tetap melestarikan beberapa system kemasyarakatan yang ada sekalipun dengan beberapa modifikasi. Usmani menyusun kembali sistem pemerintahan yang memusat dan mengangkat beberapa Gubernur militer dan pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan pengumpulan pajak dan penyetoran surplus pendapatan ke Istambul. Peranan utama pemerintahan Usmani adalah menentramkan negeri ini, melindungi pertanian, irigasi dan perdagangan sehingga mengamankan arus perputaran pendapatan pajak. Dalam rentangan abad pertama dan abad pertengahan dari pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi di Mesir diperbaiki, kegiatan pertanian meningkat dengan pesat dan kegiatan perdagangan dikembangkan melalui pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan antara India dan Mesir (Lapidus, 1999:553).
Demikianlah perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu berganti penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para penguasa) memimpin dengan tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang agar jangan sampai jatuh ke tangan negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini terbukti dengan adanya para pemimpin yang saling melengnkapi dalam memimpin perjuangannya menuju kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam kehidupan masyarakat
 
 
C. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
Akibat kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani membawa dampak yang baik sehingga kemajuankemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat. Dengan cara atau taktik yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M) (Yatim, 2003:133-134). Sehingga Turki Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini di tindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu, sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting, diantaranya :
 
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Untuk pertama kalinya Kerajaan Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur dan kekuatan militer dengan baik dan teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa pembentukan kekuatan militer. Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer, sehingga terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah . Selain itu kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. Gubernur mengepalai daerah tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur , yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasanya ini, di ujung namanya di
tambah gelar al-Qanuni (Hitti, 1970:713-714).
 
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana rajaraja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil dari Arab (Toprak, 1981:60). Dalam bidang Ilmu Pengetahuan di Turki Usmani tidak begitu menonjol karena mereka lebih memfokuskan pada kegiatan militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan yang terkemuka dari Turki Usmani .
 
3. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan agama dan beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat.
Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
1. Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
2. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang berada
pada tititk temu antara Asia dan Eropa (Al Nadwi, 1987:244).
Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para penguasa Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan Turki Usmani.
 
D. Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni
Masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) merupakan puncak kejayaan daripada kerajaan Turki Usmani. Beliau terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni. Akan tetapi setelah beliau wafat sedikit demi sedikit Turki Usmani mengalami kemunduran. Setelah Sulaiman meninggal Dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putera-puteranya, yang nenyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur akan tetapi meskipun terus mengalami kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai militer yang tangguh. Kerajaan ini memang masih bertahan lima abad lagi setelah sepeninggalnya Sultan Sulaiman 1566 M (Yatim, 2003:135).
Sultan Sulaiman di ganti Salim II. Pada masa pemerintahan Salim II (1566-1573 M), pasukan laut Usmani mengalami kekalahan atas serangan gabungan tentara Spanyol, Bandulia, Sri Paus dan sebagian armada pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol. Kekalahan ini menyebabkan Tunisia dapat direbut musuh. Tetapi pada tahun 1575 M, Tunisia dapat direbut kembali oleh Sultan Murad III (1574-1595 M). Pada masa pemerintahannya, keadaan dalam negeri mengalami kekacauan. Hal itu disebabkan karena ia mempunyai kepribadian yang buruk. Keadaan itu semakin kacau setelah naiknya Sultan Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I (1603-1671 M) dan Musthofa I (1617-1622 M), akhirnya Syeikh Al-Islam mengeluarkan fatwa agar Musthofa I turun dari jabatannya dan diganti oleh Usman II (1618-1622 M).
Pada masa pemerintahan Sultan Murad IV (1623-1640 M), mulai mengadakan perbaikan-perbaikan, tetapi sebelum ia berhasil secara keseluruhan, masa pemerintahannya berakhir. Kemudian pemerintahan dipegang oleh Ibrahim (1640-1648 M),yang pada masanya orang-orang Venesia melakukan peperangan laut dan berhasil mengusir orang Turki Usmani di Cyprus dan Creta pada tahun 1645 M. Pada tahun 1663 M pasukan Usmani menderita kekalahan dalam penyerbuan ke Hungaria. Dan juga pada tahun 1676 M dalam pertempuran di Mohakes, Hungaria. Turki Usmani dipaksa menandatangani perjanjian Karlowitz pada tahun 1699 M yang berisi pernyataan penyerahan seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada Hapsburg. Dan penyerahan Hermeniet, Padalia, Ukraenia, More dan sebagian Dalmatia kepada penguasa Venesia.
Pada tahun 1770 M pasukan Rusia mengalahkan armada Usmani di sepanjang pantai Asia Kecil. Namun kemenangan ini dapat direbut kembali oleh Sultan Musthofa III (1757- 1774 M). Dan pada tahun 1774 M, penguasa Usmani Abddul Hamid (1774-1789 M) terpaksa menandatangani kinerja dengan Catherine II dari Rusia yang berisi penyerahan benteng-benteng pertahanan di Laut Hitam kepada Rusia dan pengakuan kemerdekaan atas Crimea (Ali, 1993:191).
Pemerintahan Turki, masa pasca Sulaiman banyak terjadi kekacauan-kekacauan yang menyebabkan kemunduran dalam mempertahankan Turki Usmani (kerajaan Usmani). Hal ini dikarenakan benyaknya berganti pemimpin atau penguasa yang hanya meperebutkan jabatan tanpa memikirkan langkah-langkah selanjutnya yang lebih terarah pada tegaknya kerajaan Usmani. Sifat dari pada para pemimpin juga mempengaruhi keadaan kerajaan Usmani, seperti halnya sifat jelek yang dilakukan Sultan Murad III (1574-1595 M) yakni yang selalu menuruti hawa nafsunya sehingga kehidupan moral Sultan Murad yang jelek itu menyebabkan timbulnya kekacauan dalam negeri Usmani itu sendiri.
Banyaknya kemunduran yang dirasakan selama kurang lebih dua abad ditinggal Sultan Sulaiman. Tidak ada tanda-tanda membaik sampai setengah pertama dari abad ke -19 M. Oleh karena itu, satu persatu negara-negara di Eropa yang pernah dikuasai kerajaan Usmani ini memerdekakan diri. Bukan hanya negeri-negeri di Eropa yang memang sedang mengalami kemajuan memberonak terhadap kerajaan-kerajaan Usmani, tetapi juga beberapa didaerah timur tengah mencoba bangkit memberontak. Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa kemunduran Turki Usmani pasca Sulaiman disebabkan karena banyaknya terjadi kekacauan-kekacauan yang menyebabkan kemunduran dalam kerajaan Usmani.
 
E. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Kemunduran Turki Usmani terjadi setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system pemerintahan tidak berjalan semestinya.
Selaim faktor diatas, ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran, diantaranya adalah :
 
1. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan
pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
 
2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
 
3. Kelemahan para Penguasa
Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi.
 
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
 
5. Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
 
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
 
7. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
 
F. Catatan Simpul
1. Nama kerajaan Usmani diambil dari nama Sultan pertama bernama Usman. Beliau dengan gigihnya meneruskan cita-cita ayahnya sehingga dapat menguasai suatu wilayah yang cukup luas dan dapat dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Usmani berasal dari suku Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada abad ke-13 mereka mendapat serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari perlindungan dari saudaranya, yaitu Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang sedang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat mengalahkan Bizantium. Kemudian Sultan Alaudin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M), orang-orang Turki segera memproklamirkan kerajaan Turki Usmani dengan Usman I sebagai sultannya.
 
2. Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan,
disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal dengan
sebutan Sulaiman Agung.
 
3. Dari perkembangan yang sangat baik itu maka Turki Usmani mengalami kemajuankemajuan yang mendukung sekali dalam pemerintahannya diantaranya :
a. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
b. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki kaya akan kebudayaan, karya telah terjadi akulturasi budaya antara Arab, Persia dan Bizantium. Akan tetapi dalam bidang ilmu pengetahuan Turki Usmani tidak begitu menonjol karena terlalu berfokus pada bidang kemiliteran.
c. Dalam Bidang Keagamaan. Peranan agama di Turki Usmani sangatlah besar terutama dalam tradisi masyarakat. Mufti/Ulama' menjadi pejabat tinggi dalam urusan agama dan berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang dihadapi masyarakat.
 
4. Tanda kemunduran kerajan Turki Usmani terjadi setelah masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi pertikaian diantara anak Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani mengalami kekacauan, satu persatu daerah kekuasaannya melepaskan diri, karena tidak ada pengganti pemimpin yang kuat dan cakap.


Read More Add your Comment 0 komentar


Kebesaran Allah, Sungai tawar Bawah Laut





ALLAH IS GREAT !
Kisah Air Masin & Air Tawar


"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini
tawar lagi segar dan yang lain mas in lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi." (Q.S Al Furqan:53)

Jika Anda ter mas uk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery' pasti
kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam
terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang
hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat
filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di
seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut,
tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat
sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang
mas in di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang
membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari
penyebab terpisahnya air tawar dari air mas in di tengah-tengah lautan. Ia
mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu
menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak
kun jun g mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil
tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian
ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat
Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang
sering diidentikkan dengan Terusan Suez. Ayat itu berbunyi "Marajal
bahr aini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan..."Artinya: "Dia
biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh
ditembus." Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua
lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di
mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air mas in dari
laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat
Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi "Yakhruju minhuma lu'lu`u wal marjaan"
ertinya "Keluar dari keduanya mutiara dan marjan." Padahal di muara sungai
tidak
ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur'an itu, melebihi
kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di
lautan yang dalam. Al Qur'an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup
di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih
untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.
Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang
silam
akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa Al Qur'an
memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh
kandungannyamutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Allahu Akbar...! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi
kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al
`Azhim.Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya hati manusia akan
berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air." Bila seorang
bertanya, "Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?"
Rasulullah s.a.w. bersabda, "Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran."

Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengun jun gi Cenote Angelita,
Mexico . Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30
meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman
lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat
sebuah "sungai" di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.

Namun pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan
hidrogen sulfida, namun nampak seperti sungai... luar biasa bukan?
Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah s.w.t.


Read More Add your Comment 0 komentar


Tahap Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran



Al Qur'an dan telah menjelaskan secara periodik dan sistematik tentang tahap-tahap perkembangan embrio dalam rahim, Allah Ta`ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu'minun 12-14).
    Setelah Allah Ta`ala menyebutkan dalam Al Qur'an tentang embriologi, Rasulullah SAW juga menegaskan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud RA.  Bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang selalu benar dan dibenarkan "Sesungguhnya setiap kamu dikumpulkan kejadiannya dalam rahim ibunya 40 hari berupa nuthfah. Kemudian menjadi 'alaqah selama itu juga, kemudian menjadi mudghah selama itu juga, kemudian diutus kepadanya Malaikat, maka ia meniupkan ruh padanya dan ditetapkan empat perkara : ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya dan ia celaka atau bahagia” (HR. Bukhari dan  Muslim).
  Dari Al Qur'an dan Al Hadits di atas menunujukkan bahwa Allah Ta`ala menciptakan manusia melalui fase-fase berikut :

Nuthfah
 nuthfatun adalah sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang telah bertemu dan terjadi pembuahan kemudian terjadi perubahan dari keadaan yang satu kepada yang lain dan dari bentuk yang satu kepada bentuk yang lain.
  Riset para ahli embriologi menyebutkan bahwa selain mengandung spermatozoa (sperma) air mani juga tersusun dari berbagai campuran yang berlainan yang mempunyai fungsi masing-masing, misalnya mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi spermatozoa, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma. Air mani yang tersusun dari berbagai campuran tersebut telah disebutkan dalam Al- Qur'an.  "Yang membuat segala sesuatu  yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani)". (QS. As Sajdah : 7-8).
   Kata-kata sulalah (saripati) pada ayat tersebut  merupakan bagian yang mendasar atau "bagian dari satu kesatuan".
 'Alaqah
Peringkat pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu pertama / hari ketujuh . Pada hari yang ketujuh telor yang sudah disenyawakan itu akan tertanam di dinding rahim (qarar makin). Selepas itu Kami mengubah nutfah menjadi alaqah.
" Kemudian Kami mengubah nutfah menjadi alaqah" al-Mukminun : 14'. Alaqah secara bahasa mempunyai arti sesuatu yang mengambang atau menempel, sedangkan pada 'alaqah  ini embrio berbentuk segumpal darah sebagaimana ditegaskan Allah SWT : "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah" (QS. Al 'Alaq : 2)
'Alaqah merupakan bahan dasar bayi yang berupa sel tunggal, dalam istilah biologi sel ini disebut zigot sebagai "segumpal darah", istilah 'alaqah ini juga tersebut dalam firman Allah SWT : "kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,dan menyempurnakannya". (QS. Al Qiyamah : 38).

Mudghah
Pembentukan mudghah dikatakan berlaku pada minggu keempat. Perkataan mudghah disebut sebanyak dua kali di dalam al-Quran iaitu surah al-Hajj ayat 5 dan surah al-Mukminun ayat 14
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”. (QS. al-Hajj ayat 5)
"...lalu segumpal darah itu Kami jadikan daging,..." ( QS. Al Mukminun : 14)
Mudghah yang mempunyai arti segumpal daging ini merupakan fase yang mana berbentuk lengkung, dengan penampakan gelembung-gelembung serta alur-alur.
Embrio yang tumbuh berumur 40-42 hari tidak lagi mirip dengan embrio hewan karena sudah dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi SAW dari Hudzaifah ibnu Asid : "Ketika nuthfah telah lewat 42 malam dari penciptaan, Allah Ta`ala mengirim malaikat untuk membentuknya dan menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang. Kemudian malaikat bertanya : Ya Allah, ini akan dijadikan laki-laki atau perempuan ? Dan Allah memutuskan apa yang dikehendakiNya, .." (HR. Muslim)
Diperingkat ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan anggota-anggota yang lain. Selain itu sistem pernafasan bayi sudah terbentuk.Vilus yang tertanam di dalam otot-otot ibu kini mempunyai saluran darahnya sendiri. Jantung bayi pula mula berdengup. Untuk perkembangan seterusnya, darah mula mengalir dengan lebih banyak lagi kesitu bagi membekalkan oksigen dan pemakanan yang secukupnya. Menjelang tujuh minggu sistem pernafasan bayi mula berfungsi sendiri.

IZAM DAN LAHM
 Pada peringkat ini iaitu minggu kelima, keenam dan ketujuh ialah peringkat pembentukan tulang yang mendahului pembentukan oto-otot. Apabila tulang belulang telah dibentuk, otot-otot akan membungkus rangka tersebut.
Firman Allah yang bermaksud :
"Lalu Kami mengubahkan pula mudghah itu menjadi izam da kemudiannya Kami membalutkan Izam dengan daging" al-Mukminun : 14
Kemudian pada minggu ketujuh terbentuk pula satu sistem yang kompleks. Pada tahap ini perut dan usus , seluruh saraf, otak dan tulang belakang mula terbentuk. Serentak dengan itu sistem pernafasan dan saluran pernafasan dari mulut ke hidung dan juga ke pau-paru mula kelihatan. Begitu juga dengan organ pembiakan, kalenjar, hati, buah penggang, pundi air kencing dan lain-lain terbentuk dengan lebih sempurna lagi. Kaki dan tangan juga mula tumbuh. Begitu juga mata, telinga dan mulut semakin sempurna. Pada minggu kelapan semuanya telah sempurna dan lengkap.
Peniupan Ruh
Iaitu peringkat peniupan roh. Para ulamak Islam menyatakan bilakah roh ditiupkan ke dalam jasad yang sedang berkembang? Mereka hanya sepakat mengatakan peniupan roh ini berlaku selepas empat puluh hari dan selepas terbentuknya organ-organ tubuh termasuklah organ seks. Nilai kehidupan mereka telah pun bermula sejak di alam rahim lagi. Ketika di alam rahim perkembangan mereka bukanlah proses perkembangan fizikal semata-mata tetapi telahpun mempunyai hubungan dengan Allah s.w.t melalui ikatan kesaksian sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam al-Quran surah al-A'raf : 172.
dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", (al-A'raf : 172.)
Dengan ini entiti roh dan jasad saling bantu membantu untuk meningkatkan martabat dan kejadian insan disisi Allah s.w.t
Ruh merupakan penggerak dan pertanda dari kehidupan seorang hamba, tanpa adanya ruh maka jasad yang telah terbentuk tidak akan sempurna. Tentang ruh ini Allah Ta`ala berfirman : "Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah "Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Isra' : 85)
Para ahli ilmu mendefinisikan ruh sebagai organ lembut yang berada pada badan. Proses peniupan ruh oleh malaikat tersebut diiringi dengan proses penentuan rizkinya, ajalnya, amalnya dan ia celaka atau bahagia. Proses peniupan ruh pada embrio tersebut ketika berumur 120 hari sebagaimana disebutkan pada hadits dari  Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas'ud RA. yang sudah tersebut di atas.
Hal lain yang disebutkan dalam Al Qur'an adalah bahwa embrio terselubungi oleh tiga kegelapan "dzulumatin tsalats". Para pakar embriologi menyebutkan bahwa maksud dari tiga tabir kegelapan itu adalah ; 1. Dinding bagian dalam perut ibu, 2. Dinding uterus, dan 3. Membran amniokorionik. Maha benar Allah Ta`ala dengan firmanNya : "…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan…". (QS. Az Zumar : 6)


Read More Add your Comment 7 komentar


Hati-hati ! Printer Laser Dapat Membahayakan Tubuh Anda



Printer Laser Berpotensi Membahayakan Tubuh AndaMenggunakan printer jenis laser memang terasa nyaman, selain dapat menghasilkan kualitas hasil cetak yang bagus, juga terutama tingkat kemampuannya dalam memproduksi cetakan yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan jenis printer lainnya. Namun di balik kenyamanan itu, ternyata dapat juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia.
Sebagaimana dilaporkan oleh Professor Lidia Morawska dari QUT’s International Laboratory for Air Quality and Health. Berdasarkan hasil studinya menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari printer laser ternama ternyata memancarkan sejumlah partikel halus yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia yang dapat menembus ke dalam paru-paru. Butiran partikel halus terbentuk dari uap yang diproduksi pada saat gambar/tulisan sedang melebur dengan kertas. Pada saat proses pencetakan, dalam keadaan panas, toner akan mengeluarkan uap yang memadat di udara dan membentuk butir-butir partikel halus. Material tersebut merupakan hasil kondensasi campuran organik yang berasal dari kertas dan toner panas.
Studi yang dilakukannya dengan membandingkan antara printer dengan pancaran panas tinggi (high-emitting printer) dengan printer pancaran panas rendah.(low-emitting printer). Hasilnya menunjukkan printer yang lebih panas memungkinkan untuk lebih tinggi membentuk butir-butir partikel, sementara printer dengan kontrol temperatur yang lebih baik cenderung menghasilkan partikel yang lebih sedikit.
Professor Morawska mengatakan bahwa hasil temuan ini dimaksudkan untuk membantu para pengguna printer agar lebih berhati-hati dan mendorong industri printer untuk mendesain printer dengan tingkat emisi yang rendah atau bahkan sama sekali tanpa emisi.
Sumber: ScienceDaily (Feb. 12, 2009) Dangerous Printer Particles Identified


Read More Add your Comment 0 komentar


Jaman Pra Listrik dan Pasca Listrik



LISTRIKSebelum tahun 1980-an, desa saya belum tersentuh aliran listrik dari PLN. Pada saat itu suasana kehidupan terasa sangat bersahaja. Untuk kepentingan penerangan di rumah, orang-orang biasa menggunakan lampu tempel, dan lampu gantung atau lampu petromaks sebagai lampu utamanya. Pada saat senja tiba, orang-orang mulai menyalakan lampu-lampu tersebut, yang harus dilakukan secara hati-hati dalam mengatur besaran api yang dikeluarkan dari sumbu lampu. Jika kita lupa dan nyala api terlalu besar, maka ketika bangun pagi, hidung kita pasti akan disesaki dengan jelaga.

Peralatan-peralatan elektronik yang dimiliki pun masih sederhana. Televisi masih sangat jarang, hanya satu atau dua orang saja yang memilikinya. Untuk bisa menyalakan televisi harus menggunakan tenaga accu, yang sewaktu-waktu harus di-charge ulang. Begitu juga untuk merapikan pakaian, orang masih menggunakan seterika model “tempo doeloe” yang dipanasi oleh bara dari arang. Jika saja pada waktu itu ada seseorang yang memiliki kulkas, kemungkinan tidak akan dipergunakan sebagaimana mestinya, tetapi dialihfungsikan menjadi lemari pakaian atau sekedar hiasan saja.
Jika malam hari tiba, suasana di luar rumah benar-benar terasa senyap, jarang orang yang sengaja berkeliaran. Aktivitas manusia pada malam hari agak meningkat ketika memasuki bulan sedang purnama. Orang-orang bisa keluar rumah untuk menikmati terangnya sang rembulan. Anak-anak bisa berkumpul di halaman rumah untuk melakukan aneka permainan anak-anak. Sementara, para orang tua atau orang dewasa pun bisa saling bercengkerama dengan keluarga atau tetangga di teras rumah untuk sekedar ngobrol kesana-kemari, sambil disuguhi makanan ala kadarnya, sekaligus sambil menunggu rasa kantuk tiba.
Kejadian dan suasana kebersahajaan semacam itu berlangsung hingga akhir tahun 70-an. Meski tanpa PLN, kehidupan masyarakat pada waktu itu tampaknya dapat dijalani secara wajar, karena masyarakat sudah sangat terkondisikan dan terbiasa dengan kehidupan tanpa PLN.
Memasuki awal tahun 1980, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai perusahaan yang memonopoli penjualan listrik di negeri ini menawarkan kepada masyarakat di desa saya untuk memanfaatkan listrik. Masyarakat pun dengan anthusias menyambut tawaran ini dan mereka ramai-ramai mendaftarkan diri untuk minta dipasangi dan dialiri listrik di rumahnya masing-masing. Tiang-tiang listrik mulai berdiri tegak hingga ke sudut-sudut desa, kabel-kabel listrik mulai membentang dan bertebaran menghiasi setiap atap rumah.
Sejak saat itulah, desa saya mulai memasuki jaman listrik sekaligus merubah wajah dan pola kehidupan masyarakat. Malam hari menjadi terang benderang, sehingga tidak terasa lagi perbedaan suasana antara pada saat bulan sedang purnama dengan bulan pada saat tenggelam. Aktivitas malam hari selalu berdenyut karena kegiatan ekonomi dan kegiatan lainnya sangat mungkin untuk dilakukan pada malam hari.
Saat ini benda-benda elektronik yang sangat beragam jenisnya sudah membanjiri setiap rumah, menggantikan alat-alat rumah tangga konvensional yang biasa digunakan pada jaman pra listrik.. Televisi yang dulu masih dianggap langka, saat ini hampir di setiap rumah dapat ditemui dan mereka dapat menikmati aneka tayangan televisi selama 24 jam/hari.
Kehadiran listrik di desa saya tidak hanya dipergunakan untuk kepentingan rumah tangga saja tetapi juga banyak yang memanfaatkannya untuk kepentingan usaha dan kegiatan kehidupan lainnya. Ada orang yang membuka usaha photo-copy, penjualan pulsa eklektronis, rental komputer dan internet, dan aneka usaha lainnya yang mengandalkan pada listrik. Begitu juga, banyak aktivitas perkantoran yang dilakukan dengan mengandalkan listrik, seperti kegiatan pengetikan atau bahkan untuk kegiatan pengambilan keputusan, dimana informasi atau data yang diperlukan untuk pengambilan sering disimpan di dalam komputer, yang sudah barang tentu membutuhkan listrik untuk dapat menyalakannya.
Kehadiran listrik yang disertai dengan kemajuan dalam bidang teknologi telah menjadikan masyarakat semakin tergantung dan sulit dipisahkan dari listrik, baik untuk kepentingan rumah tangga, usaha/industri, perkantoran atau kehidupan lainnya.
Anda mungkin akan sangat kecewa ketika Anda sedang asyik menyaksikan tayangan televisi kesukaan Anda, tiba-tiba listrik padam. Anda sedang sibuk menulis sesuatu yang penting di komputer Anda, misalnya menulis makalah atau surat, tiba-tiba listrik padam dan Anda belum sempat menyimpan (save) tulisan Anda. Anda harus menghadiri suatu pertemuan yang harus mengenakan pakaian tertentu, tetapi Anda belum sempat menseterika pakaian tersebut, sementara listrik di rumah Anda padam.
Kita juga bisa merasakan kekecewaaan orang-orang yang memanfaatkan listrik untuk kepentingan usahanya. Gara-gara listrik padam, usaha photo copy, rental komputer dan internet serta usaha-usaha lainnya yang menggantungkan pada listrik terpaksa harus menghentikan usahanya. Para konsumen yang biasa menggunakan jasa mereka pun tentunya akan sangat kecewa. Misalkan, pada saat dia hendak mem-photocopy sesuatu yang sangat penting, namun setelah tiba di tempat photocopy, di depan toko terpampang tulisan “ma’af sedang mati listrik”. Yang paling menyebalkan sekaligus membuat orang panik ketika tiba-tiba ada petugas PLN datang ke rumah untuk memutus aliran listrik karena si pelanggan secara tidak sengaja terlambat membayar tagihan listrik.
Jika pada jaman pra listrik, kehadiran bulan purnama dianggap sebagai sesuatu yang sangat istimewa sehingga banyak orang memuja-muja keindahannya, dan menuangkannya dalam berbagai lirik lagu atau puisi, seperti ungkapan “wajahmu bersinar bak rembulan”. Namun setelah jaman listrik, apresiasi orang terhadap bulan purnama bisa berubah dan mungkin orang akan mengganti ungkapan di atas menjadi “wajahmu bersinar bak lampu neon 40 Watt”


Read More Add your Comment 0 komentar


Muslim dan Muslimah Penjelajah Ruang Angkasa



Muslim dan Muslimah yang Pernah Menjelajah Ruang Angkasa

Muslim dan MuslimahPada tanggal 22 Juli 2009 yang lalu jutaan penduduk di belahan benua Asia, -khususnya yang berada di wilayah belahan India, Nepal, Myanmar, Bangladesh, Bhutan, dan China- telah menyaksikan fenomena alam yang sangat langka yaitu  gerhana matahari total-. Peristiwa yang terjadi di luar angkasa ini  telah menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan awam maupun ilmuwan. Siapa pun yang sempat menyaksikan peristiwa ini,  dalam hati kecilnya mungkin  terselip rasa kagum dan takjub atas peristiwa alam yang  mungkin hanya bisa dinikmati sekali dalam sepanjang hidupnya ini. Bagaimana  jika melihat bumi dan sekelilingnya dari luar angkasa? Inilah saudara-saudara  kita, muslim dan muslimah, yang telah beruntung dapat menyaksikan bumi dari luar angkasa, yang tentunya menjadi pengalaman sangat berharga dan takkan terlupakan bagi mereka.
Muslim pertama yang melakukan perjalanan ke ruang angkasa  adalah Pangeran Sultan bin Salman AbdulAziz Al-Saud dari Arab Saudi. Pada tahun 1985, Al-Saud ikut bersama kru yang menjalankan misi ruang angkasa STS-S1G dengan menggunakan pesawat Discovery milik AS, untuk mengorbitkan satelit komunikasi ARABSAT 1-B. Dalam misi ini, Al-Saud bukan hanya menjadi Muslim pertama yang pergi ke ruang angkasa tapi juga menjadi anggota kerajaan Saudi pertama yang berhasil menjelajah ruang angkasa. Setelah menyelesaikan misinya, Al-Saud kemudian mendirikan organisasi non-profit Asosiasi Penjelajah Ruang Angkasa, sebagai wadah berkumpulnya para astronot dan kosmonot dari seluruh dunia. Al-Saud sendiri yang menjadi direktur asosiasi itu selama beberapa tahun.
Dua tahun setelah keberangkatan Al-Saudi, tepatnya pada bulan Juli 1987, Muslim asal Suriah bernama Mohammed Faris ikut dalam misi Soyuz TM-3 ke stasiun ruang angkasa Rusia, Mir. Mohammed Faris, anggota Angkatan Udara Suriah berpangkat kolonel itu, menjalankan misi penelitian ke Mir.
Lima bulan kemudian, Musa Manarov, seorang Muslim keturunan Azerbaijan yang berpangkat kolonel di Angkatan Udara Uni Sovyet juga berangkat ke luar angkasa dalam misi Soyuz TM-4 ke stasiun ruang angkasa Mir. Manarov bersama tim Soyuz TM-4, menjadi Muslim pertama yang tinggal di ruang angkasa selama satu tahun penuh. Ia kembali ke bumi pada Desember 1988. Musa Manarov kembali melakukan penjelajahan ke luar angkasa pada Desember 1990 dalam misi Soyuz TM-11. Kali ini ia tinggal selama satu tahun tiga bulan di ruang angkasa dan melakukan lebih dari 20 jam perjalanan, menjelajah ruang angkasa.
Muslim lainnya yang juga pernah menjalankan misi ke luar angkasa adalah Abdul Ahad Mohmand asal Afghanistan. Pilot Angkatan Udara Afghanistan itu ikut dalam misi Soyuz TM-6 pada bulan Agustus 1988 sebagai kosmonot yang melakukan riset selama delapan hari di Mir. Dalam misi ini, Mohmand bahkan menjadi pahlawan penyelamat bagi kru lainnya, ketika kapsul yang akan membawanya kembali ke bumi mengalami kendala saat akan memasuki atmosfir bumi.
Kurang dari 10 tahun setelah misi Mohamd, Muslim-muslim lainnya menyusul, mengikuti berbagai misi ke ruang angkasa. Antara lain Tokhtar Aubakirov dari Kazakhstan yang ikut dalam misi Soyuz TM-13 ke Mir tahun 1991. Kemudian tahun 1994, misi Soyuz TM-19 mengikutsertakan Talgat Musabayev, seorang Muslim yang juga asal Kazakhstan.
Jika perjalanan ruang angkasa selama bertahun-tahun didominasi oleh kaum lelaki Muslim, pada bulan September 2006, muslimah AS keturunan Iran, Anousheh Ansari berhasil mendobrak rekor menjadi muslimah pertama sekaligus turis pertama dalam program perjalanan ke ruang angkasa. Ansara melakukan “wisata ruang angkasa”nya dengan menggunakan Soyuz TM-9 yang menjadi bagian dari misi Expedition 14.
Pada bulan Oktober tahun 2007, seorang ahli bedah ortopedi dari Universiti Kebangsaan Malaysia bernama Muszaphar Shukor berhasil menembus atmosfir bumi bersama para astronot Rusia dalam peluncuran stasiun ruang angkasa Soyuz TMA-11. Shukor sukses menjalankan misi ruang angkasanya selama 11 hari dan kembali ke bumi pada 21 Oktober 2007, tepatnya di wilayah Kazakhstan pukul 10.43 waktu setempat.
Kapan giliran muslim Indonesia?
Sumber:
http://www.eramuslim.com/
http://Kompas.com


Read More Add your Comment 0 komentar


Fenomena 2012



Peneliti LapanJakarta (ANTARA News) – Seorang peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyatakan fenomena meningkatnya aktivitas matahari yang menurut ramalan suku Maya terjadi pada 2012 tidak perlu dikhawatirkan apalagi dihubungkan dengan hari kiamat.
Peneliti astronomi dan astrofisik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang baru saja dikukuhkan sebagai profesor riset Indonesia Dr Thomas Djamaluddin Msc, Rabu, menyatakan tidak ada yang istimewa dari fenomena alam 2012 itu karena hanya siklus 11 tahunan meningkatnya aktivitas matahari.
“Fenomena 2012 yang menghebohkan masyarakat lebih banyak berawal dari ramalan suku Maya, bukan berasal dari alasan ilmiah. Kalau kemudian memang ada fenomena 2012 alasan ilmiahnya apa? Tapi yang lebih banyak diungkapkan justru bukan sainsnya,” kata Thomas usai dikukuhkan sebagai profesor riset di kantor Lapan Jakarta.
Menurut Thomas, fenomena aktivitas puncak matahari sebelumnya diperkirakan terjadi pada 2011, namun titik minimumnya bergeser sehingga diperkirakan terjadi pada 2012. Namun, sekarang pun ada pergeseran lagi sehingga kemungkinan terjadi pada 2013.
Secara alamiah, tegas Thomas, tidak ada yang istimewa karena itu merupakan siklus 11 tahunan. “Terakhir terjadi pada 1989 kemudian pada 2000, dan nanti 2012 atau 2013 akan terjadi lagi.”
Orang kemudian mengkhawatirkan terjadi badai matahari, padahal tidak akan ada badai matahari dahyat yang menimbulkan dampak parah.
Badai matahari pada dasarnya adalah fenomena bumi yang sering terjadi bukan saja saat aktivitas matahari mencapai puncak, tetapi saat aktivitas mulai naik hingga turun lagi tetap ada badai matahari.
Artinya memang frekuensi kejadiannya lebih banyak pada saat puncak. Tetapi, menurut Thomas, kekuatan terbesarnya belum tentu pada saat puncak. Sering kali yang paling kuat justru setelah puncak.
“Katakan puncak yang lalu terjadi di 2000, tetapi aktivitas matahari yang paling besar, yang paling kuat justru terjadi pada 2003,” katanya.
Perbincangan fenomena aktivitas matahari ini juga berkembang, yang kemudian dikaitkan lagi dengan seolah-olah akan ada tumbukan komet.
“Itu juga secara astronomi tidak ada buktinya. Tidak ada informasi atau perkiraan akan ada komet besar yang menabrak bumi pada 2012. Kemudian ada lagi yang memperkirakan ada planet Nibiru, padahal planet Nibiru tidak dikenal dalam astronomi,” jelas Thomas.
Berbagai perbincangan mengenai fenomena 2012, seperti seolah-olah berdasarkan teori astronomi ada asteroid besar yang akan menghantam bumi, sama sekali tidak punya dasar atau tidak ada alasan astronominya.
“Jadi pada dasarnya kekhawatiran 2012 lebih banyak terkait dengan penafsiran ramalan suku Maya, dan oleh ketua suku Maya sendiri sudah menyatakan bahwa 2012 bukan akhir dan itu hanyalah pergantian item kalender yang biasa,” kata dia.
Menurut Thomas, dampak dari badai matahari yang ditimbulkan dari percikan partikel matahari dan menimbulkan medan magnit itu selama ini hanya berdampak pada keberadaan satelit di orbit dan terhadap transformer fasilitas jaringan listrik.
Badai matahari dapat menimbulkan induksi ke fasilitas jaringan listrik sehingga terjadi kelebihan beban dan bisa menyebabkan trafo meledak atau terbakar.
Sampah Antariksa
Dalam orasi ilmiahnya pada pengukuhannya sebagai profesor riset bersama Dr Ir Chunaeni Latief Msc, Thomas juga menyatakan bahwa wilayah Indonesia yang dilalui garis ekuator cukup panjang rentan menjadi tempat jatuhnya sampah antariksa yang sekarang kian banyak.
“Sampah antariksa semakin lama semakin banyak. Yang terpantau oleh sistem jaringan pemantau internasional ada sekitar 13 ribu lebih dan ancamannya bisa mengganggu satelit aktif. Dan salah satunya pernah, sampah antariksa bekas satelit Rusia menabrak satelit aktif karena semakin banyak satelit di antariksa kemungkinan bertabrakan semakin besar,” katanya.
Indonesia yang berada di garis ekuator memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena risiko jatuhnya sampah antariksa dibanding kawasan lain. Oleh karena itu Indonesia harus selalu waspada karena berada pada wilayah yang sering dilalui orbit satelit.
Hal itu harus menjadi perhatian Lapan dalam memberikan pelayanan informasi potensi bahaya benda jatuh dari antariksa sehingga kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat dinetraliskan, demikian Thomas Djamaluddin.
Bersama Thomas, peneliti Lapan Dr Ir Chunaeni Latief Msc juga dikukuhkan sebagai profesor riset dalam bidang Opto Elektronika dan Aplikasi Laser. Dalam orasinya ia lebih mencermati kandungan dan efek emisi gas rumah kaca (CO2) dan pemanfaatan instumensi Satklim LPN-1A untuk penelitiannya yang bermanfaat bagi dunia penerbangan, dan kajian pemanasan global.(*)
Sumber:  antaranews.com


Read More Add your Comment 0 komentar


Membaca untuk Pengembangan Pengetahuan



Banyak cara yang bisa ditempuh agar seseorang memperoleh pengetahuan. Salah satunya yang paling sering dilakukan adalah melalui membaca. J.P. Chaplin (2006) memberikan rumusan membaca sebagai “persepsi visual dari kata-kata beserta artinya”. Definisi ini tampaknya lebih menekankan pengertian membaca sebagai kegiatan seseorang untuk memperoleh pengetahuan melalui sumber-sumber tekstual, seperti buku, artikel, koran dan sebagainya, dengan menggunakan mata atau pandangan sebagai alat utamanya. Jika diperluas lagi, pengertian membaca disini sebenarnya tidak hanya persepsi visual terhadap bentuk rangkaian kata-kata (verbal) tetapi juga dapat berbentuk simbol-simbol lainnya, seperti angka, gambar, diagram, tabel yang di dalamnya memiliki arti dan maksud tertentu.
Membaca untuk Pengembangan Pengetahuan
Melalui aktivitas membaca, seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosedur, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui aktivitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau kejadian tertentu.
Adalah hal yang keliru jika memandang aktivitas membaca seolah-olah hanya “milik orang-orang sekolahan”, sehingga orang-orang yang tidak bersekolah dianggap tidak perlu lagi melakukan aktivitas membaca. Membaca pada dasarnya milik semua orang dan siapa pun dapat melakukannya. Demikian juga dengan bahan yang dibacanya, tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang “serba serius”, dalam arti memerlukan proses kognisi tingkat tinggi, tetapi juga dapat berupa hal-hal yang ringan dan sederhana untuk sekedar memenuhi rasa ingin tahu seseorang, misalnya untuk memperoleh informasi tentang hasil pertandingan sepakbola, atau peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi pada suatu saat tertentu.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, aktivitas membaca tidak hanya dilakukan melalui tulisan yang disajikan di atas kertas, tetapi juga dapat dilakukan melalui tulisan elektronis, yang mungkin dalam penyajiannya akan jauh lebih menarik dan atraktif
Secara psikologis, aktivitas membaca senantiasa melibatkan aspek fisik-motorik, seperti, kondisi mata yang akan menentukan jarak pandang, posisi duduk, gerak tangan, kondisi kesehatan dan sebagainya. Selain itu, dalam aktivitas membaca akan melibatkan pula aktivitas psikis, terutama aktivitas kognitif dan afektif. Aktivitas kognitif diantaranya berkaitan dengan upaya untuk mengasimilasi dan mengakomodasi kata-kata atau gambar (informasi) yang sedang dipersepsinya (teori Kognitif Piaget). Seseorang akan lebih mudah mencerna suatu bacaan apabila bacaan tersebut memiliki kesesuaian dengan struktur atau skema kognitif yang telah dimiliki sebelumnya. Seorang ahli pendidikan cenderung lebih cepat menangkap arti dan makna yang terkandung dalam sebuah tulisan atau bacaan tentang pendidikan, karena besar kemungkinan isi bacaan tersebut memiliki kesesuaian dengan struktur atau skema kognitif yang telah dimilikinya. Namun, jika dia harus membaca buku atau tulisan lain di luar keahliannya, mungkin dia akan mengalami kesulitan tersendiri untuk menangkap isi yang terkandung dalam tulisan.
Sedangkan aktivitas afektif diantaranya berkaitan dengan senang-tidak senang atau penting-tidak penting terhadap apa yang akan atau sedang dibacanya. Jika seseorang merasa senang dan termotivasi untuk mengetahui isi suatu bacaan, maka dia cenderung untuk memberikan intensitas yang lebih tinggi untuk mempersepsi setiap isi tulisan yang ada. Seseorang yang kurang termotivasi untuk memperoleh pengetahuan biasanya cenderung jarang melakukan aktivitas membaca. Jangankan membaca tulisan yang serba serius, untuk membaca yang ringan-ringan pun cenderung kurang atau tidak akan tertarik sama sekali.
Banyak alasan kenapa seseorang tidak termotivasi untuk membaca, mulai dari ketidakmampuannya untuk menangkap isi tulisan (daya ingat menurun) sampai dengan alasan sibuk tidak memiliki waktu atau kurangnya sumber bacaan karena alasan ekonomi. Celakanya, hal ini kadang-kadang atau mungkin sering terjadi justru di kalangan siswa/mahasiswa atau para guru yang sesungguhnya kepada mereka dituntut untuk memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang sedang dipelajari atau diajarkannya.
Anda mungkin bisa bertanya kepada para siswa/mahasiswa apakah mereka memiliki buku untuk setiap mata pelajaran/mata kuliah yang diajarkan. Pasti akan ditemukan siswa/mahasiswa yang tidak memiliki buku untuk mata kuliah atau mata pelajaran tertentu. Betapa pentingmya membaca buku di kalangan siswa/mahasiswa sehingga di beberapa negara maju dalam kegiatan pembelajaran telah menekankan kewajiban minimal membaca beberapa buku kepada para siswanya untuk suatu mata pelajaran tertentu. Selanjutnya, kepada mereka diminta untuk menceritakan kembali inti atau pokok-pokok kandungan dari buku yang telah dibacanya. Hampir bisa dipastikan, semakin banyak buku yang wajib dibacanya, semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya.
Anda juga bisa bertanya kepada para guru, berapa buku yang dimiliki dan pernah dibacanya berkaitan dengan kegiatan pengembangan kurikulum saat ini. Niscaya, Anda akan menemukan guru yang sudah sekian lama tidak lagi membaca buku-buku yang terkait dengan mata pelajaran yang diampunya, sehingga bahan ajar yang diberikan kepada para siswa pun hanya berupa pengetahuan peninggalan masa lampau, yang mungkin sudah tidak selaras lagi dengan tuntutan perkembangan saat ini. Selanjutnya Anda pasti bisa memprediksi sendiri, seperti apa produk pendidikan yang dihasilkan oleh guru yang kurang membaca semacam ini.
Terkait dengan proses pembelajaran di sekolah/perguruan tinggi, meski saat ini proses pembelajaran lebih cenderung mengedepankan pendekatan kontekstual, namun bukan berarti pendekatan pembelajaran tekstual diabaikan. Pembelajaran tekstual melalui pengkajian berbagai buku, jurnal dan bentuk-bentuk karya tulis lainnya, baik yang disajikan di atas kertas maupun elektronis, masih tetap diperlukan terutama untuk kepentingan pengembangan pengetahuan (kognitif) siswa/mahasiswa . Untuk itulah, para siswa/mahasiswa seyogyanya didorong untuk memiliki kegemaran membaca dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan utama. Dalam hal ini, tentu saja sekolah/perguruan tinggi seyogyanya dapat memberikan kemudahan bagi para siswa/mahasiswa dan guru/dosen dengan menyediakan sumber-sumber bacaan yang lengkap dan beragam, baik yang tersedia di perpustakaan maupun yang tersedia secara on line. Anggaran untuk penyediaan buku-buku dan kemudahan akses internet tampaknya perlu menjadi perhatian utama di sekolah. Ketersediaan buku-buku yang lengkap serta kemudahan mengakses internet tampaknya bisa dijadikan sebagai salah satu indikator sekolah yang baik untuk mengukur kinerja sekolah.


Read More Add your Comment 0 komentar


Sekolah sebagai Agen Penyebar Virus Positif Karakter



Jakarta, Depdiknas- Sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki peran penting sebagai agen penyebar virus positif terhadap karakter dan budaya bangsa. Tidak ada yang menolak tentang pentingnya karakter dan budaya, tetapi jauh lebih penting bagaimana menyusun dan mensistemasikan, sehingga anak-anak dapat lebih berkarakter dan lebih berbudaya.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh pada Sarasehan Nasional  Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di Hotel Bumikarsa Bidakara, Jakarta, Kamis (14/1/2010).
Karakter dan Budaya Bangsa
Pada acara yang dipandu Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal menghadirkan pembicara utama Mantan Mendiknas Yahya Muhaimin, Budayawan Frans Magnis Suseno, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Abdullah Syukri Zarkasyi.
Mendiknas menyampaikan beberapa kebiasaan atau budaya yang perlu ditumbuhkembangkan diantaranya adalah budaya apresiasif konstruktif. Menurut Mendiknas, siapa pun yang dapat memberikan kontribusi positif di lingkungannya perlu diberikan apresiasi. “Kebiasaan memberikan apresiasi itu akan membangun lingkungan untuk tumbuh suburnya orang berprestasi . Kalau lingkungan sendiri tidak mendukung seseorang berprestasi maka nanti akan terus menerus negatif,” katanya.
Budaya berikutnya yang perlu dikembangkan, kata Mendiknas, adalah obyektif komprehensif. Mendiknas berpendapat, perlu mentradisikan melihat segala sesuatu secara utuh. Budaya berikutnya yang perlu dikembangkan adalah rasa penasaran intelektual atau intellectual curiosity dan kesediaan untuk belajar dari orang lain.
Kepada para peserta sarasehan, Mendiknas meminta, agar dikembangkan model-model pembelajaran yang menjadikan anak tidak hanya mampu menghapal, tetapi juga dapat mengetahui, mengingat, dan paham apa yang diingatnya. Selain itu, Mendiknas juga meminta agar membangun karakter dan budaya bangsa secara sistematik. “Budaya itu pun juga bisa direkayasa dalam makna positif. Tolong dibahas bagaimana rekayasa untuk mensistematiskan pengembangan budaya agar jelas tahapannya,” ujarnya.
Yahya menyampaikan, pengembangan karakter bangsa lebih ditekankan kepada kegiatan internalisasi atau penghayatan dan pembentukan tingkah laku. Setiap sekolah, kata dia, diwajibkan untuk mempunyai statuta yang di dalamnya dicantumkan secara eksplisit dan jelas tentang pengembangan karakter di sekolah tersebut. “Jadi bukan dalam kurikulum, tetapi dalam program,” katanya.
Setiap statuta sekolah, lanjut Yahya, akan mencantumkan nilai-nilai dasar atau yang merupakan ciri khas karakter bangsa Indonesia yaitu yang bersumber pada nilai-nilai agama maupun nilai-nilai kenegaraan, patriotisme, dan nasionalisme. “Nilai-nilai dasar tersebut misalkan jujur, dapat dipercaya, amanah, kebersamaan, peduli kepada orang lain, adil, dan demokratis,” katanya.
Frans mengatakan, orang yang mempunyai karakter adalah bahwa orang itu mempunyai keyakinan dan sikap dan dia bertindak menurut keyakinan dan sikapnya itu. Keyakinan itu, kata dia, termasuk suatu kejujuran dasar, kesetiaan terhadap dirinya sendiri dan perasaan spontan bahwa ia mempunyai harga diri dan bahwa harga diri itu turun apabila ia menjual diri. “Ia tahu apa itu tanggung jawab dan bersedia mempertanggungjawab kan perbuatannya. Ia bukan ‘orang bendera’ yang selalu mengikuti arah angin. Ia bisa saja fleksibel, tawar menawar, mau belajar dan berkembang dalam pandangannya, ” katanya.
Frans menegaskan, feodalisme para pendidik tidak memungkinkan karakter anak-anak didiknya berkembang semestinya. Menurut dia, jika pendidik membuat anak menjadi ‘manutan’ dengan nilai-nilai penting, tenggang rasa, dan tidak membantah maka karakter anak tidak akan berkembang. “Kalau kita mengharapkan karakter, anak itu harus diberi semangat dan didukung agar ia menjadi pemberani, berani mengambil inisiatif, berani mengusulkan alternatif, dan berani mengemukakan pendapat yang berbeda. Ia harus diajarkan untuk berpikir sendiri,” katanya.
Abdullah mengatakan, ketaladanan yang diberikan kepada santri oleh pengasuh tidak hanya sekedar manusiawi dan moralitas, tetapi juga penampilan dan cara berbicara. Keteladanan, kata dia, juga harus mempunyai produktivitas, sehingga bisa berbuat dan bekerja. “Sebab ada orang yang moralnya baik, tetapi tidak bisa apa-apa,” katanya.
Lebih lanjut Abdullah mengatakan, para santri yang tersebar di 16 cabang di seluruh Indonesia diberikan tugas yang bermacam-macam untuk dapat mandiri. Namun, kata dia, penugasan-penugasan itu tidak hanya masalah pelajaran, tetapi bermacam-macam kegiatan secara totalitas kehidupan. “Penugasan merupakan sebuah pendidikan. Jadi tidak hanya di dalam kelas,” katanya.***


Read More Add your Comment 0 komentar


Idealisme dalam Filsafat Pendidikan



A. Pendahuluan
filsafat Idealisme FILSAFAT dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran. Filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filsafat mempunyai peranan yang sangat besar. Karena, filsafat yang merupakan pandangan hidup iku menentukan arah dan tujuan proses pendidikan.
Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya.
Dalam pendidikan diperlukan bidang filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan sendiri adalah ilmu yang mempelajari dan berusaha mengadakan penyelesaian terhadap masalah-masalah pendidikan yang bersifat filosofis. Jadi jika ada masalah atas pertanyaan-pertanyaan soal pendidikan yang bersifat filosofis, wewenang filsafat pendidikanlah untuk menjawab dan menyelesaikannya.
Secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang terus menerus dikembangkan berdasarkan cita-cita dan tujuan filsafat serta pandangan hidupnya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang melembaga di dalam masyarakatnya. Dengan demikian, muncullah filsafat pendidikan yang menjadi dasar bagaimana suatu bangsa itu berpikir, berperasaan, dan berkelakuan yang menentukan bentuk sikap hidupnya. Adapun proses pendidikan dilakukan secara terus menerus dilakukan dari generasi ke generasi secara sadar dan penuh keinsafan.
Ajaran filsafat adalah hasil pemikiran sesorang atau beberapa ahli filsafat tentang sesuatu secara fundamental. Dalam memecahkan suatu masalah terdapat pebedaan di dalam penggunaan cara pendekatan, hal ini melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula, walaupun masalah yang dihadapi sama. Perbedaan ini dapat disebabkan pula oleh factor-faktor lain seperti latar belakangpribadi para ahli tersebut, pengaruh zaman, kondisi dan alam pikiran manusia di suatu tempat.
Ajaran filsafat yang berbada-beda tersebut, oleh para peneliti disusun dalam suatu sistematika dengan kategori tertentu, sehingga menghasilkan klasifikasi. Dari sinilah kemudian lahir apa yang disebut aliran (sistem) suatu filsafat. Tetapi karena cara dan dasar yang dijadikan criteria dalam menetapkan klasifikasi tersebut berbeda-beda, maka klasifikasi tersebut berbeda-beda pula.
Seorang ahli bernama Brubacher membedakan aliran-aliran filsafat pendidikan sebagai: pragmatis-naturalis; rekonstruksionisme; romantis naturalis; eksistensialisme; idealisme; realisme; rasional humanisme; scholastic realisme; fasisme; komunisme; dan demokrasi. Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Brubracher sangat teliti, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya overlapping dari masing-masing aliran.
Sebagian ahli mengklasifikasikan aliran filsafat pendidikan ke dalam tiga kategori. Yaitu, kategori filsafat pendidikan akademik skolastik, kategori filsafat religious theistic, dan kategori filsafat pendidikan social politik. Filsafat pendidikan akademik skolastik meliputi dua kelompok yang tradisonal meliputi aliran perenialisme, esensialisme, idealisme, dan realisme, dan progresif meliputi progresivisme, rekonstruksionisme, dan eksistensialisme. Filsafat religious theistik meliputi segala macam aliran agama yang paling tidak terdiri dari empat besar agama di dunia ini, dengan segala variasi sekte-sekte agama masing-masing. Sedangkan filsafat pendidikan social politik terdiri dari humanisme, nasionalisme, sekulerisme, dan sosialisme.
Makalah ini hanya membahas masalah aliran idealisme, untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan. Makalah terdiri dari pengertia idealisme secara filsafat; idealisme menurut aliran filsafata pendikakan; dan tokoh-tokoh yang beraliran idealisme.
B. Aliran Filsafat Idealisme
Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.
Keberadaan idea tidak tampak dalam wujud lahiriah, tetapi gambaran yang asli hanya dapat dipotret oleh jiwa murni. Alam dalam pandangan idealisme adalah gambaran dari dunia idea, sebab posisinya tidak menetap. Sedangkan yang dimaksud dengan idea adalah hakikat murni dan asli. Keberadaannya sangat absolut dan kesempurnaannya sangat mutlak, tidak bisa dijangkau oleh material. Pada kenyataannya, idea digambarkan dengan dunia yang tidak berbentuk demikian jiwa bertempat di dalam dunia yang tidak bertubuh yang dikatakan dunia idea.
Plato yang memiliki filsafat beraliran idealisme yang realistis mengemukakan bahwa jalan untuk membentuk masyarakat menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang dan setiap kelas menurut kapasitas masin-masing dalam masyarakat sebagai keseluruhan. Mereka yang memiliki kebajikan dan kebijaksanaan yang cukup dapat menduduki posisi yang tinggi, selanjutnya berurutan ke bawah. Misalnya, dari atas ke bawah, dimulai dari raja, filosof, perwira, prajurit sampai kepada pekerja dan budak. Yang menduduki urutan paling atas adalah mereka yang telah bertahun-tahun mengalami pendidikan dan latihan serta telah memperlihatkan sifat superioritasnya dalam melawan berbagai godaan, serta dapat menunjukkan cara hidup menurut kebenaran tertinggi.
Mengenai kebenaran tertinggi, dengan doktrin yang terkenal dengan istilah ide, Plato mengemukakan bahwa dunia ini tetap dan jenisnya satu, sedangkan ide tertinggi adalah kebaikan. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Kadangkala dunia idea adalah pekerjaan norahi yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita yang arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata. Menurut Berguseon, rohani merupakan sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang beku maupun dunia luar yang tak dapat dikenal, melainkan dunia daya hidup yang kreatif (Peursen, 1978:36). Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.
Prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua yang ada. Yang nyata di alam ini hanya idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan tergambar. Sedangkan ruangannya tidak mempunyai batas dan tumpuan yang paling akhir dari idea adalah arche yang merupakan tempat kembali kesempurnaan yang disebut dunia idea dengan Tuhan, arche, sifatnya kekal dan sedikit pun tidak mengalami perubahan.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dibandingkan dengan materi bagi kehidupan manusia. Roh itu pada dasarnya dianggap suatu hakikat yang sebenarnya, sehingga benda atau materi disebut sebagai penjelmaan dari roh atau sukma. Aliran idealisme berusaha menerangkan secara alami pikiran yang keadaannya secara metafisis yang baru berupa gerakan-gerakan rohaniah dan dimensi gerakan tersebut untuk menemukan hakikat yang mutlak dan murni pada kehidupan manusia. Demikian juga hasil adaptasi individu dengan individu lainnya. Oleh karena itu, adanya hubungan rohani yang akhirnya membentuk kebudayaan dan peradaban baru (Bakry, 1992:56). Maka apabila kita menganalisa pelbagai macam pendapat tentang isi aliran idealisme, yang pada dasarnya membicarakan tentang alam pikiran rohani yang berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita, di mana manusia berpikir bahwa sumber pengetahuan terletak pada kenyataan rohani sehingga kepuasaan hanya bisa dicapai dan dirasakan dengan memiliki nilai-nilai kerohanian yang dalam idealisme disebut dengan idea.
Memang para filosof ideal memulai sistematika berpikir mereka dengan pandangan yang fundamental bahwa realitas yang tertinggi adalah alam pikiran (Ali, 1991:63). Sehingga, rohani dan sukma merupakan tumpuan bagi pelaksanaan dari paham ini. Karena itu alam nyata tidak mutlak bagi aliran idealisme. Namun pada porsinya, para filosof idealisme mengetengahkan berbagai macam pandangan tentang hakikat alam yang sebenarnya adalah idea. Idea ini digali dari bentuk-bentuk di luar benda yang nyata sehingga yang kelihatan apa di balik nyata dan usaha-usaha yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mengenal alam raya. Walaupun katakanlah idealisme dipandang lebih luas dari aliran yang lain karena pada prinsipnya aliran ini dapat menjangkau hal-ihwal yang sangat pelik yang kadang-kadang tidak mungkin dapat atau diubah oleh materi, Sebagaimana Phidom mengetengahkan, dua prinsip pengenalan dengan memungkinkan alat-alat inderawi yang difungsikan di sini adalah jiwa atau sukma. Dengan demikian, dunia pun terbagi dua yaitu dunia nyata dengan dunia tidak nyata, dunia kelihatan (boraton genos) dan dunia yang tidak kelihatan (cosmos neotos). Bagian ini menjadi sasaran studi bagi aliran filsafat idealisme (Van der Viej, 2988:19).
Plato dalam mencari jalan melalui teori aplikasi di mana pengenalan terhadap idea bisa diterapkan pada alam nyata seperti yang ada di hadapan manusia. Sedangkan pengenalan alam nyata belum tentu bisa mengetahui apa di balik alam nyata. Memang kenyataannya sukar membatasi unsur-unsur yang ada dalam ajaran idealisme khususnya dengan Plato. Ini disebabkan aliran Platonisme ini bersifat lebih banyak membahas tentang hakikat sesuatu daripada menampilkannya dan mencari dalil dan keterangan hakikat itu sendiri. Oleh karena itu dapat kita katakan bahwa pikiran Plato itu bersifat dinamis dan tetap berlanjut tanpa akhir. Tetapi betapa pun adanya buah pikiran Plato itu maka ahli sejarah filsafat tetap memberikan tempat terhormat bagi sebagian pendapat dan buah pikirannya yang pokok dan utama.
Antara lain Betran Russel berkata: Adapun buah pikiran penting yang dibicarakan oleh filsafat Plato adalah: kota utama yang merupakan idea yang belum pernah dikenal dan dikemukakan orang sebelumnya. Yang kedua, pendapatnya tentang idea yang merupakan buah pikiran utama yang mencoba memecahkan persoalan-persoalan menyeluruh persoalan itu yang sampai sekarang belum terpecahkan. Yang ketiga, pembahasan dan dalil yang dikemukakannya tentang keabadian. Yang keempat, buah pikiran tentang alam/cosmos, yang kelima, pandangannya tentang ilmu pengetahuan (Ali, 1990:28).
C. Idealisme dan Filsafat Pendidikan
Aliran filsafat idealisme terbukti cukup banyak memperhatikan masalah-masalah pendidikan, sehingga cukup berpengaruh terhadap pemikiran dan praktik pendidikan. William T. Harris adalah tokoh aliran pendidikan idealisme yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat. Bahkan, jumlah tokoh filosof Amerika kontemporer tidak sebanyak seperti tokoh-tokoh idealisme yang seangkatan dengan Herman Harrell Horne (1874-1946). Herman Harrell Horne adalah filosof yang mengajar filsafat beraliran idealisme lebih dari 33 tahun di Universitas New York.
Belakangan, muncul pula Michael Demiashkevitch, yang menulis tentang idealisme dalam pendidikan dengan efek khusus. Demikian pula B.B. Bogoslovski, dan William E. Hocking. Kemudian muncul pula Rupert C. Lodge (1888-1961), profesor di bidang logika dan sejarah filsafat di Universitas Maitoba. Dua bukunnya yang mencerminkan kecemerlangan pemikiran Rupert dalam filsafat pendidikan adalah Philosophy of Education dan studi mengenai pemikirian Plato di bidang teori pendidikan. Di Italia, Giovanni Gentile Menteri bidang Instruksi Publik pada Kabinet Mussolini pertama, keluar dari reformasi pendidikan karena berpegang pada prinsip-prinsip filsafat idealisme sebagai perlawanan terhadap dua aliran yang hidup di negara itu sebelumnya, yaitu positivisme dan naturalisme.
Idealisme sangat concern tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekadar kebutuhan alam semata. Gerakan filsafat idealisme pada abad ke-19 secara khusus mengajarkan tentang kebudayaan manusia dan lembaga kemanuisaan sebagai ekspresi realitas spiritual.
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach) secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Giovanni Gentile pernah mengemukakan, “Para guru tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang tidak banyak bermakna.
Bagi aliran idealisme, anak didik merupakan seorang pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya, sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual. Tentu saja, model pemikiran filsafat idealisme ini dapat dengan mudah ditransfer ke dalam sistem pengajaran dalam kelas. Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual.
Sejak idealisme sebagai paham filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara keduanya.
Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.
Guru dalam sistem pengajaran yang menganut aliran idealisme berfungsi sebagai: (1) guru adalah personifikasi dari kenyataan si anak didik; (2) guru harus seorang spesialis dalam suatu ilmu pengetahuan dari siswa; (3) Guru haruslah menguasai teknik mengajar secara baik; (4) Guru haruslah menjadi pribadi terbaik, sehingga disegani oleh para murid; (5) Guru menjadi teman dari para muridnya; (6) Guru harus menjadi pribadi yang mampu membangkitkan gairah murid untuk belajar; (7) Guru harus bisa menjadi idola para siswa; (8) Guru harus rajib beribadah, sehingga menjadi insan kamil yang bisa menjadi teladan para siswanya; (9) Guru harus menjadi pribadi yang komunikatif; (10) Guru harus mampu mengapresiasi terhadap subjek yang menjadi bahan ajar yang diajarkannya; (11) Tidak hanya murid, guru pun harus ikut belajar sebagaimana para siswa belajar; (12) Guru harus merasa bahagia jika anak muridnya berhasil; (13) Guru haruslah bersikap dmokratis dan mengembangkan demokrasi; (14) Guru harus mampu belajar, bagaimana pun keadaannya.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
*)) Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme. (Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung


Read More Add your Comment 0 komentar


 

Categories

Makalah (33) Artikel (24) Khutbah (19) Tuntunan (10) Kisah Teladan (8) luar biasa (1)

visitor

Pengikut

© 2010 Dunia Kampus All Rights Reserved Thesis WordPress Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors.info


Tutup [x]